21 Agustus 2009

Tengku Hasan Muhammad di Tiro dan Indonesia

Setiap membicarakan nasionalisme, saya selalu ingat nama diatas. Tengku Hasan Muhammad di Tiro, atau yang lebih akrab dikenal dengan nama Hasan Tiro, pejuang Gerakan Acheh Merdeka (GAM). Tak mudah tentunya ketika dia memutuskan untuk berjuang demi kemerdekaan Acheh. Hasan di Tiro selalu yakin bahwa Indonesia hanyalah negara buatan soekarno. Ia mengutip pernyataan Henry Kissinger bahwa Indonesia hanyalah sekumpulan daerah yag dekat secara geografis dan dipersatukan administrasinya oleh Belanda.

Ia merasa Acheh tak pernah dijajah, dan memang begitu adanya. Dalam tulisannya "The Legal Status Of Acheh-Sumatra Under International Law", Ia selalu menyebut Indonesia dengan 'Javanese Indonesia'. Ia merasa penyerahan Acheh dari Belanda ke Indonesia tahun 1949 adalah sebuah penyerahan dari satu bentuk kolonialisme ke bentuk kolonialisme yang lain.

Hasan di Tiro selalu menganggap nusantara yang ingin dipersatukan Gadjah Mada dalam sumpah palapa hanyalah rekaan dan dongeng belaka, Indonesia tak pernah ada. Yang dijajah 300 tahun adalah bangsa jawa, dan Acheh sedikitpun tidak pernah dijajah, dalam 69 tahun Acheh selalu berjuang mempertahnkan diri dari Belanda. Hal inilah yang terus diperjuangkan Hasan di Tiro.

Jika menilik apa yang dikatakan Hasan di Tiro mengenai negara ini, berbagai macam pertanyaan besar muncul dalam benak saya pribadi, Benarkah demikian ?, benarkah negara ini hanya rekaan belaka ?, lantas apa yang dimaksud dengan nasionalisme ??, Jika dibilang 64 tahun kita merdeka, apakah benar 64 tahun ??, lantas bagaimana dengan Acheh yang tak pernah dijajah ?? sudahkah mereka merdeka ??.



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO

2 komentar:

Anonim mengatakan...

hmmm.. bener juga ya yan.. makanya GAM sampe mati2an pengen merdeka dari indonesia, mungkin mereka merasa bahwa indonesia yang menjajah mereka.. bingung lah gw... hahaha

Anugerah Ikhlas Riansyah Paputungan mengatakan...

iya. Masalahnya di situ. Jangan sampai pelanggaran HAM di Acheh dihalalkan atas nama negara. Bagaimana pun juga gerakan separatis muncul karena ketidakpuasan terhadap pemerintah pusat. Kalo mereka sudah sejahtera, tidak mungkin memberontak.